Kamis, 06 Desember 2007

LELAKON

‘Cinta Terlarang’

Kisah ini terjadi di Sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang cukup ternama di Kota Surakarta. Sebut saja Kumbang (samaran,red.), seorang dokter Spesialis Bedah yang juga merangkap sebagai dosen. Beliau memang terkenal sebagai seorang dosen muda dengan paras lumayan dan style yang berjiwa muda. Tak heran kalau ’banyak’ mahasiswi yang mengelu-elukannya.
Di lain pihak, Bunga (samaran,red.) -yang merupakan Mahasiswi Semester III sebuah Fakultas Elite di PTN tersebut- adalah seorang gadis yang rajin belajar dan tekun dalam mengikuti kuliah. Begitu juga dengan Melati (samaran,red) yang sejak awal Semester II sudah kompak dengan Bunga. Susah dan senang dalam mengarungi dunia pendidikan –yang dirasakan semakin semrawut- telah mereka lalui bersama. Mereka membantu satu sama lain, dan itu semua didasarkan atas rasa ikhlas dan asas kekompakan.
Suatu hari, Bunga dan Melati harus menjalani sebuah ujian. Bagi Mereka, ujian adalah suatu hal yang biasa, apalagi jika harus mengafal mati –kata-kata yang terkadang ambigu dan kadang bukan merupakan kalimat efektif-. Seperti saat itu juga, Bunga dan Melati sudah mantap dalam mempersiapkan ujian. Bahkan Mereka sempat ’cerdas cermat’ sebelum ujian dimulai.
Tiba-tiba...
Datanglah Kumbang ke ruangan Bunga dan Melati –sebagai pengawas ujian-. Ia berdiri di tengah-tengah ruangan. Entah kenapa, pada saat itu Bunga dan Melati merasakan aura-aura yang berbeda. Tidak seperti biasanya.
Ohy, setiap ujian, Bunga dan Melati selalu duduk berhadapan. Hanya dibatasi oleh meja. Dan kali ini, posisi Bunga tepat menghadap ke Kumbang.
Ujian pun berlangsung.
Soal nomor 1.
............
Ternyata, jawabannya cukup panjang. Untuk itu, Melati harus memperkecil font tulisannya agar lembar jawabnya cukup. Di lain pihak, ternyata Bunga mengalami kehilangan ingatan sesaat. Entah, apa ini semua disebabkan oleh aura yang dilahirkan oleh Kumbang ketika ia memasuki ruangan ujian. Bunga pun melakukan akomodasi sekuat tenaga untuk melihat jawaban Melati (yang dirasa font-nya terlalu kecil)
Tiba-tiba....
Kumbang melihat apa yang Bunga lakukan. Kumbang pun geleng-geleng, dan Ia segera berjalan menuju meja Bunga dan Melati.
Kumbang pun berbisik pada Bunga ,”Heh, tak coret kamu!” Hanya itu, hanya itu yang sempat Kumbang ucapkan pada Bunga.
Bunga pun panik, bingung, dan setengah ketakutan. Ia takut hafalannya akan ikut terbius oleh ungkapan Kumbang.
Kemudian, Kumbang pun duduk di antara Bunga dan Melati.
Melatipun merasa bahwa Kumbang juga sedang memperlihatkan lembar jawabnya.
”Ada apa ini?” Melati pun bertanya-tanya.
Tetttttttttttttt....................
Waktu habis. Bunga dan Melati harus mengumpulkan lembar jawab.
Kontan, Bunga pun panik setengah mati. Ternyata, ungkapan singkat Kumbang mampu membiusnya hingga Bunga ’shock’. Perasaannya masih berkecamuk. Sembari menunggu pengumuman, tak henti-hentinya Bunga berprasangka pada Kumbang. Sebenarnya, Melati juga mengalami hal serupa. Namun, Melati lebih baik diam.
Pengumuman......
Kali ini, asistenlah yang bertugas membacakan hasilnya.
”Baik, untuk hari ini, semua lulus ujian”
Kontan, Bunga dan Melati tercengang-cengang tak karuan. Ternyata, anggapan buruk mereka tentang Kumbang hanyalah khayalan belaka. Ungkapan singkat yang sempat membius Bunga ternyata hanyalah sebuah ’uji nyali’ yang Kumbang lakukan pada Mahasiswa.
Kami pun bingung, setengah kaget, setengah tidak percaya, dan juga penasaran. Mengapa Kumbang meloloskan 2 penjahat bernama Bunga dan Melati ini.
Minggu depannya, Bunga dan Melati langsung mengecek hasil ujian mereka.
Dan betapa mereka sangat shock, karena nilai mereka sangat murni. Melati dengan nilai 10, Bunga dengan nilai 9.
Anggapan buruk itu memang sudah hilang...
Kumbang ternyata tidak sejahat yang Mereka kira...
Dan kesimpulannya...
Kumbang pernah muda.

THE END.

Pembahasan!
Asliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!! Ngga kuku deh nulisnyaaaaaa!! Hoho, Thanx to Maringgo atas ide ceritanya!
HAiz, kira-kira, gimana ya reaksi Bunga dan Melati jika suatu saat nanti –entah itu ketika ujian OSCE, Skripsi, co-ass, atau Resident Bedah- bertemu kembali dengan Kumbang?
Apakah mereka masih terus terngiang-ngiang akan ungkapan singkat Kumbang itu?
Atau sebaliknya?
Apakah dalam memori Kumbang masih tersisa ruang kecil untuk dua mahasiswi luar biasa ini??
Kita lihat saja...
Di LELAKON berikutnya...
-sampai batas waktu yang tidak ditentukan-
Ooooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhh.......................

(Ekspresi Jurez pas lagi nulis: Yey, jijay jijay jijay!!) Wakakakaa.......

2 komentar:

- HQ - kiko - mengatakan...

Kisah nyata ?

Jurezz mengatakan...

Iya bang...
ASLI kisah nyata!
Hehehe....

Cemburuu

Terkadang, ingin rasanya hidup tanpa gadget, tanpa medsos. Godaannya banyak Cin. Terutama nih, terutama klo liat kesuksesan teman2 jaman ...