Minggu, 18 Januari 2009

naik...naik...

Klo lagi gada kerjaan gini, enaknya membayangkan, betapa nikmatnya Saat2 dulu naek ke Puncak Garuda.

Terkadang terlintas di pikiran, pengen deh naek gunung lagi.
Tapi apa daya, sudah tidak ada ACC lagi dari Ibu.
:: Dulu aja dengan amat sangat terpaksa mengijinkan buat ke Puncak Garuda...

Skarang hanya bisa mengenang sandal gunung yang dulu (dibela2in) beli, karna di rumah hanya punya sendal jepit swallow warna ungu. Wakakakaaa....

Dan bodohnya lagi, waktu itu gak pake pemanasan apa2 buat naek gunung.
Jadilah pas di jalan seperti orang bodoh. Ha ha ha....
Perut sakit, hampir kram, dan kelaparan jam 3 pagi...

ORang dulu mau RPS aja harus latihan setiap hari...
Ini, dengan pedenya, udah 2 tahun gak olahraga, nekad naek gunung...

But...
It's fun...
And
Unforgottable...

Yah, mungkin skarang saatnya liburan di rumah.
Berbenah diri, belajar memasak, belajar feminim, dan belajar menjadi anak yang lebih baik.
Hi hi hi...

is it...?

is
it
just
a
mind
trick?

aku ingin

aku ingin

Laptopku segera pulih seperti dulu kala...

Tapi

GIMANA CARA???????????

Tiap ke tempat servis laptop, jawabannya pesimis semua

"Maaf,Mbak, nggak berani. Di sini gak bisa mbenerin. Klo kaya gini harus ganti semuanya, harus dikirim ke Jakarta....bla bla bla..."

Padahal, klo dipandang2, rusaknya sih nggak ribet, cuman meleset aja tuh engselnya. Hehe... tapi klo lama2 dipandang emang parah sih.

Hi hi hi...
Yasudalah Toshi, bersabarlah. Kamu akan kuistirahatkan dulu.
Miss u so much...

gud....gud....

ALWAYS BE MY BABY

We were as one babe
For a moment in time
And it seemed everlasting
That you would always be mine

Now you want to be free
So I'm letting you fly
Cause I know in my heart babe
Our love will never die
No!

You'll always be a part of me
I'm a part of you indefinitely
Girl don't you know you can't escape me
Ooh darling cause you'll always be my baby
And we'll linger on
Time can't erase a feeling this strong
No way you're never gonna shake me
Ooh darling cause you'll always be my baby

I ain't gonna cry no
And I won't beg you to stay
If you're determined to leave girl
I will not stand in your way
But inevitably you'll be back again
Cause ya know in your heart babe
Our love will never end no

You'll always be a part of me
I'm part of you indefinitely
Girl don't you know you can't escape me
Ooh darling cause you'll always be my baby
And we'll linger on
Time can't erase a feeling this strong
No way you're never gonna shake me
Ooh darling cause you'll always be my baby

I know that you'll be back girl
When your days and your nights get a little bit colder oooohhh
I know that, you'll be right back, babe
Ooooh! baby believe me it's only a matter of time

You'll always be a part of me
I'm part of you indefinitely
Girl don't you know you can't escape me
Ooh darling cause you'll always be my baby
And we'll linger on
Time can't erase a feeling this strong
No way you're never gonna shake me
Ooh darling cause you'll always be my my baby....

You'll always be a part of me (you will always be)
I'm part of you indefinitely
Girl don't you know you can't escape me
Ooh darling cause you'll always be my baby
And we'll linger on (we will linger on....)
Time can't erase a feeling this strong
No way you're never gonna shake me
Ooh darling cause you'll always be my baby

Always be my baby

:: David Cook

Rabu, 14 Januari 2009

PEMBUNUHAN KARAKTER

Terinspirasi dari karya Andrea Hirata ke-4, yaitu Maryamah Karpov.
Saya membaca salah satu kisah mengenai kebiasaan orang Melayu, yaitu memberikan julukan kepada seseorang sesuai dengan ciri khas/kebiasaan/bahkan karena perbuatan mereka. Dan biasanya, julukan yang diberikan kurang enak didengar.

Sama halnya ketika Saya berada di SMA X. Entah kenapa ya, banyak nama teman Saya mengalami metamorfosa. Yang namanya bagus, berubah jadi jelek/aneh. Apalagi yang jelek, tambah jelek. :P

Puncak2nya ketika Saya ada di kelas 2. Dua-Tiga tepatnya. Hampirrrr seisi kelas, namanya berubah semua. Termasuk Saya! Tapi…banyak yang Saya nggak ngerti, kenapa temen2 Saya itu dapet julukan kaya gitu. Saya sendiri, gak terlalu peduli makna julukan tsb, yang jelas klo lagi heboh ngeledekin, ya ngikutttt….

Contohnya nih, Baskoro. Namanya bagus kan. Setelah dia masuk Remix, namanya berubah jadi Koromank. Dan klo dia masuk kelas, kontan seisi kelas bersahut2an “kukk….kukk……kukkk….” Katanya, tampangnya mirip burung hantu. Matanya besar, kepalanya kotak. Jadi dia dapet julukan ganda, satunya lagi PalKot. Herannya, ni manusia ngga pernah marah. Malah dia bersedia menjadi juragan Burger n Es Krim di acara Marvelous. Dan stand kami meraup untung 200%. Hahahaaa….

Klo Saya udah mulai ngejek dia, dia hanya bisa membalas:
“Eh,Res. Kita tuh sejenis tau. Lo gak usah ngejekin gua. Mata lo juga raksasa”
:Sial:
“Klo gua Palkot, lu Pacil Rez!”
:tittttttttttttttt……gak usah lah dijelasin:
Bete juga, hanya karna ukuran baret SMA X Saya ukurannya 52 dan topi PDH selalu di-peniti bagian belakangnya, langsung nama itu mencuat di peredaran.


Contoh berikutnya,Sudaryanto. Semenjak dia masuk di Remix, namanya berubah menjadi Sundaaakkkkkkk. Tapi mengucapkannya rada2 horor gitu. Saya juga gak ngerti ni, kenapa bisa jadi Sundakkk. Apa karna dia menyeramkan? Perasaan sih biasa aja. Btw, jadi inget ada foto korve dimana terjadi suatu kasus: Penemuan Celana Berinisial SDO.
Hihihi… :P

Masih banyak lagi, tapi kebanyakan julukan yang diberikan sopan2. Kenapa sopan? Karena mereka memanggilnya nama Bapak kita masing. Dudulll….sopan dari mana??? Bayangin aja, dari absent pertama sampe terakhir, semua teridentifikasi namanya. Ada yang terima, ada juga yg gak terima dipanggil pake nama bapaknya. Tapi yang kondang tuh, bangsanya Pasiman, Basuno, Musdar, Sumardiyanto, Hari, Muslan, Makmur, dsb.

Ngelesnya gini:
“Penting tau mengenal nama orang tua dari temen kita, biar ntar klo pas PA dan kita ketemu, suasana yang ditimbulkan akan lebih hangat. Makannya harus dibiasakan manggil anaknya dengan nama bapaknya!”
Ya… OK lah, tapi klo sampe dibikin kuis di depan kelas mengenai nama ortu masing???????
::: Melirik tersangka utama Mahatmada! :P :P

Cerpen Perdana :P

Hihihihi….
Satu kata untuk cerpen dibawah: Nggilaniiiiiiiiiiiii….!!
Jadi gini ceritanya, kurang lebih SETAHUN yang lalu ada lomba bikin surat buat orang tersayang di ikastara.org. Saya dipaksa2 ikut ama si bang mandor forum. Tapi sampai waktu yang ditentukan, gak Saya kirim2 juga ni karya. Alasannya adalah, bahwa Saya tidak PD dan Saya menganggap ini adalah karya imajiner yang sunguh njelehi. Selain itu Saya juga males kalo ada pihak yang merasa menjadi bagian dalam cerita tsb. :P
Gak tau, kok bisa berimajinasi sampe senjelei itu. Sejujurnya, emang agak terinspirasi dari kisah masa lalu.
Nah..daripada Cuma tersave di folder komputerku, tak ada salahnya klo sedikit dipamerkan. Hihihi….
…………….
………………………..
…………………………………..

Hari ini aku telah lancang menorehkan seberkas kata yang sudah 3 tahun tersimpan dalam relung jiwaku.
3 tahun? Semoga kamu cukup sadar bahwa itu adalah waktu yang cukup lama.
Hingga waktu jua yang memutuskan bahwa aku harus berani untuk mengungkapkan.
Ya…untuk mengungkapkan segala rasa yang terpendam.

Ah…aku bingung!
Aku tidak pernah seserius ini, apalagi di dalam menulis sebuah surat.
Aku lebih senang jika aku mendapat kesempatan untuk bisa mengungkapkan secara langsung padamu. Ya, maksudku aku ingin sekali bertemu denganmu.
Setidaknya dengan cara itu kamu bisa tahu bagaimana ekspresi wajahku dalam setiap letupan emosi jiwaku, baik itu senang maupun sedih.
Namun apa daya. Hingga detik ini pun aku tak tahu kamu ada dimana.

Alvian Syah Rifky. Lihat, aku masih hafal benar kan nama lengkapmu? Dan nama itulah yang selalu aku ketikkan dalam pencarian Google maupun Yahoo selama 3 tahun ini. Untuk apa? Untuk mengetahui keberadaanmu, Alvian! Hanya itu satu-satunya cara untuk mengobati rasa ingin tahuku selama ini. Dan selama 3 tahun juga aku terus menerima kekecewaan luar biasa karena tidak mendapatkan informasi bermakna tentang dirimu.

Bukan aku tak mau mencari tahu dimana keberadaanmu. Sudah! Aku rajin mengirimimu email. Hanya itu satu-satunya cara paling aman, bagimu. Tapi tak satupun aku menerima balasan. Sempat aku mencoba untuk menghubungi orang tuamu di Palembang. Tapi sama saja, nihil. Tak ada berita!

Alvian, tahukah kamu, bahwa malam perpisahan kita dulu adalah sebuah momen yang terus saja terngiang 3 tahun belakangan ini.
Suasana malam itu sungguh berbeda. Seharusnya aku bahagia karena Aula Sekolah kita telah disulap menjadi panggung spektakuler. Tapi khusus di malam itu, aku merasakan bahwa panggung itu adalah panggung yang sangat mencekam. Seolah-olah ia membisikkan kata bahwa aku akan ditinggalkan oleh orang yang sangat kusayangi. Ya, itu kamu, Alvian!
Dan ia tidak salah, toh itu memang malam terakhir kita.
Untaian lagu terus bergulir menggemparkan Aula malam itu.
Hingga saatnya kita mendengarkan lagu yang terdengar sangat lembut.
Dan mengena!
Kaupun turut menyanyikannya untukku. Tatap matamu tak pernah beralih dari mataku sepanjang kau mengalunkan nada-nada itu. Jari-jemarimu pun tak lepas dari genggamanku.
Dan aku percaya, bahwa kau tulus dalam menyanyikan lagu itu.
“ Selamat tinggal kasih sampai jumpa kita nanti. Aku pergi takkan lama. Hanya sekejap saja ku akan kembali lagi. Asalkan engkau setia menanti”
Ya. Itulah kata-kata terakhirmu.

Aku bukanlah orang yang mudah putus asa. Pun juga bukan orang yang gemar melanggar janji. Aku terlalu sabar dalam menghadapi gejolak rasa ini. Hingga beberapa minggu yang lalu, aku terdecak kagum ketika melihat hasil pencarian Google dengan menggunakan namamu.

“Alvian Syah Rifky. Seorang jenius cerdas dan berbakat yang kini telah berhasil menjuarai National English Debate sekaligus menjadi The Best Speaker. Alvian beserta tim akan mewakili Indonesia dalam International English Debate……”

Aku hanya sanggup tersenyum saat itu.
Ternyata kamu sudah menjadi orang hebat ya sekarang. Dan aku baru tahu kalo kamu ternyata jago bahasa Inggris. Setahuku, zaman kita saling beradu nilai, aku selalu mendapat nilai 9 dan kamu selalu mendapat nilai 7.

Aku Cuma berpikir, mungkin kamu sedang sibuk meraih mimpi-mimpimu sampai-sampai kamu tidak memberiku kabar sama sekali. Aku ingat betul, Alvian! Kau pernah bercerita padaku bahwa kau ingin keliling Eropa dan membawa nama baik bangsa kita. Kau selalu mengungkapkan padaku dengan semangat yang menggebu-gebu. Dan aku pun tak bosan untuk selalu menyemangatimu.

Tapi aku adalah perempuan biasa, Alvian.
Aku ingin, sekali saja, kau memberiku kabar.
Kabar yang langsung datang dari dirimu, bukan kabar burung yang selama ini sering aku dengar.

Mungkin, ah…tapi aku harap tidak. Mungkin kau memang telah melupakan aku, Alvian. Mungkin aku hanyalah sepercik kenangan lalu yang kini sudah tak berarti buatmu.
Tapi tidak untukku, Alvian.
Perjalanan yang sempat kita alami bersama beberapa tahun yang lalu terlalu menyeretku ke dalam lintasan emosional yang sangat dalam.
Kamu terlalu berarti bagiku. Mungkin aku tidak akan bisa menjadi seperti ini jika dulu aku tidak mengenalmu.
Ah… memang perasaanku terlalu dalam.

Dalam setiap ibadahku, selalu aku lantunkan doa agar kamu senantiasa diberikan kesehatan dan kebahagiaan di sana.

Semoga surat ini bisa sampai di tanganmu, Alvian.
Tidak, aku tidak memaksa kamu untuk mempunyai perasaan yang sama seperti 3 tahun lalu.
Satu pintaku, berikan aku kabar.
Itu saja.

Bersambung?

Jumat, 09 Januari 2009

Gatell...

Gatel pengen ngeblog lagiiii!!!!!!!
Semoga pas liburan ntar sempet...
Target libur ini:
1. Nyicil skripsi
2. Menamatkan Maryamah Karpov
3. Senang2...

Hahaha...

Cemburuu

Terkadang, ingin rasanya hidup tanpa gadget, tanpa medsos. Godaannya banyak Cin. Terutama nih, terutama klo liat kesuksesan teman2 jaman ...