Minggu, 31 Mei 2009

rujak terdahsyat....

bagi2 rahasia ahh...
tadi di Boyolali dibeliin rujak es krim.
pertama nyoba punya mas, pedesssssssssssssssss banget, akhirnya 3 sendok aja langsung menyerah.

trus pas mas tidur, ditawarin lagi, tapi saya bilang, kepedesan, ntar ga abis.
tapi katanya ada yg ga pedes di kulkas, diambilin deh...

ternyata oh ternyata....
samaaaaaaaaa....

pedesss des des des des....
Tapi Alhamdulillah saya bisa menghabiskan semangkok rujak tersebut.
enak sih....seger....tapi pedesnya itu....DAHSYAT.

dudul...

dudul...
ternyata ada orang lain yang baca blog ini selain bang haqi....

::: mgeleng2 :::

wkwkwkwkwkwkwww.....

Minggu, 24 Mei 2009

Laskar Nusukan (Part 1) --Purna Tugas


Alhamdulillah, selese juga PBL 1 yang sangat menguras tenaga, pikiran, dan biaya. Padahal bobotnya 1 SKS tok til, tapi ngalah2in mata kuliah IPD yang bobotnya 4 SKS tapi jarang ada kuliah. Fuhhh….

A-1 PBL dapet jatah ngasih penyuluhan di 6 SD binaan Puskesmas Nusukan. Materinya tentang Demam Berdarah Dengue, menitikberatkan pada 3M Plus. Tau kan 3M Plus? Mengincar…Menusuk….Menghisap….
Wakakaka, itu mah 3M nya Nyamuk Aedes.
3M : Menguras, Menutup, Mengubur. PLUS mencegah gigitan nyamuk.
Sebenernya dari tahun ke tahun, materi penyuluhan di Nusukan ini juga DBD, diberikan kepada ibu-ibu yang datang ke Posyandu. Tapi kok angka kejadiannya masih tinggi. Nah, makannya penyuluhannya ke anak SD aja, biar mereka lebih waspada dan bisa jadi penggerak 3M.

Yang jelas, kita bersyukur banget dapet tempat Di Nusukan, deket banget dari kampus jadi ga menghabiskan waktu. Dah gitu pembimbing puskesmasnya baekkkk banget. Dr. Heri bersama asistennya, Pak Saryanto (yg ngurusin UKS di sekolah2 daerah Nusukan). Btw btw.... saking sayangnya Pak Saryanto ama kita dan juga sebaliknya, kita manggil Pak Saryanto jadi Pakde Sukir. Hi hi hi...
Tapi beliau emang top markotop lah...

Seru banget pokoknya... Walaupun Cuma penyuluhan 3 hari, tapi tetepppp asyik....

Sampe ketemu di PBL 2....

Satu tahun sudah…

Tepat setahun yang lalu, 23 Mei 2009, kami sekeluarga ditinggal oleh Bapak tercinta. Hm… kurang tepat sih klo dibilang setahun yang lalu. Lebih lebih tepatnya lagi udah 1,5 tahun. Yap, karna Saya terakhir bertemu dan berkomunikasi dengan Bapak pada akhir Desember 2007. Setelah itu, tidak berkomunikasi sama sekali hingga kamu mendapat berita kalau Bapak meninggal dunia.

Hm…kalau diingat-ingat lagi, rasanya berat sekali hidup yang Saya alami saat itu. Kehilangan seseorang yang benar2 tak ada berita selama 6 bulan. Jujur, waktu itu Saya tidak menangis. Bagaimana bisa? Ibu Saya saja bisa menghadapinya dengan tegar. Saya pun hanya bisa menangis dalam hati, dan berusaha untuk ikhlas menghadapi semuanya.

Sampai detik ini pun Saya tidak tahu persis apa penyebab Ayah Saya bisa meninggal secara mendadak seperti itu. Insya Allah, suatu saat Saya akan mencari tahu semuanya. Saya hanya bisa berdoa agar Bapak bisa tenang disana.

Saya pun sangat bersyukur pada Allah SWT karena sampai detik ini pun Saya masih diberi kekuatan, begitu juga pada saudara yang lain, terutama Ibu Saya. Yang tidak pernah mengeluh sedikitpun dengan hidup yang kami jalani setahun ini. Dengan segala keterbatasan yang ada, Ibu selalu berusaha agar kami selalu bahagia dan optimis dalam menjalani kehidupan…

Beratttttt!!! Berat banget klo dipikir2, Saya saja takjub bisa melewati saat2 berat tersebut. Alhamdulillah…saya masih punya Fortuna dan Ikastara yang selalu menemani Saya melewati saat2 tersebut. Ohya, Saya saja masih ingat, setelah prosesi pemakaman, Saya masih sanggup mengerjakan responsiPatologi Anatomi. Guess What? Bukannya sombong, tapi Saya mengerjakannya bener2 tanpa beban…. Subhanallah… Temen2 aja pada kaget, Jurez masih bisa tenang dengan keadaan seperti itu… ^^

Alhamdulillah…. Alhamdulillah…
Semoga Allah trus mencurahkan kasih sayangNya pada kami.

Ohya, inget juga, setahun lalu Ibu berpesan, ‘kamu jangan trauma sama laki-laki’
Insya Allah nggak, Bu. Lihat sendiri kan??? ^^
Udah ada yang nemenin Saya sampai sekarang, dan (semoga) selamanya...
Amin…
~ Walaupun Saya tahu mas ngga mungkin baca ni blog goblog, smoga apa yang Saya rasakan saat ini sama dengan apa yang mas rasakan ~

Smoga Saya bisa menjalani hidup ini dengan baik dan benar…
Semangattttttttttttt!!!!

Quotes hari ini:
::: Pengalaman hidup adalah guru yang terbaik :::

Nyam nyam nyam

Saya teringat… ada beberapa teman Saya berpendapat…
“Kuliah di Kedokteran, IP tuh ga penting, yang penting ntar pas Koass ngerti. IP kan gak kepake…blab la bla.”
Tapi buat Saya…
Mo kuliah kek…mo koass kek… IP tetep penting…
Hihihi…
Klo IP anjlog, Beasiswa dicabut dan gak ada bantuan buat bayar kuliah, bayar buku, bayar PBL, biaya skripsi, dsb…

Maka dari itu,
Teman2, jangan meremehkan ya…
Orang tua tuh susah lho cari duit. ^^

Kan ga ada salahnya juga, IP bagus, materi ngerti, trus tetep ‘gaul’...
Amin...
Hihihi...

::: Jures, yang lagi pengen banget bisa paham bener ama pelajaran n bisa dapet IP yang bagus plus bisa mengaplikasikan ke masyarakat::::
~Sapa tau ntar PTFI tergiur dan merekrutku... hi hi hi

Kamis, 21 Mei 2009

Tindihan atau Sleep Paralysis


Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.

Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.

Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).

Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Jangan Anggap Remeh
Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Sumber: Kompas

Wiw...di kamar atas Saya sering tu tindihan.
Tidur terlentang, tindihan
Tidur nyamping juga tindihan...
Yang paling ekstrim tuh tiba2 ada rasa dingin merinding kaku yang benar2 menjalar dari ujung kaki ampe ujung kepala...

BBRrrrrrrrrrr.....................

huhuhu

siang ini jaga warnet saya nonton hantu biang kerok...

kok saya ketakutan beginiiiiiiiiiiiiiii...........

aw aw aw...

jiyahhhh

njelehi...

postingan di bawah panjang banget...
males bacanya...

hi hi hi...

blog ku tampilannya baru lhooo....
bagus kan...
diajarin bang haqi lhoooo....

makasih ya bang...^^

Lagi…lagi…lagi…

Lagi-lagi ada pesawat TNI AU jatuh.
Kecelakaan lagi, menelan banyak korban, terbakar, wuw.....tragisss...
Dulu Saya tidak tertarik (atau bahkan tidak peduli sama sekali) klo ada pemberitaan di TV tentang kecelakaan pesawat TNI AU.
YAP !!!
Jadi begini, jujur saja, dulu Saya sempat antipati dengan tentara karena alasan yang tidak logis. Karna mereka buaya, suka mempermainkan hati wanita.
Astaga oh astaga. Dasar bodoh ya ! Hanya gara2 kisah cintanya yg ga mulus dengan cinta pertama yang notabene adalah Taruna TNI AL, Saya jadi begini antipati dengan rekan seprofesinya.
Padahal Saya tau betul, Saya mengerti betul, bahwa gak semuanya seperti itu. Mungkin yang Saya lihat selama ini hanya oknum2 saja sehingga Saya bisa membuat generalisasi seperti itu.
Dan pendirian Saya itu bertahan selama 2,5 tahun lamanya. Hingga Saya pernah bertekad gak akan lagi mau jatuh cinta sama taruna or tentara or sejenisnya.
Bayangkan!! Hanya karna sakit hati. Hahahahaaha….
(Itulah Saya, klo dah sayang ma orang ya sayang banget, tapi sekali2nya dikhianati, ya mohon maap…. Efeknya kronis)

Hhhmmmmm…..
Hingga sampai saat ini, akhirnya Saya menjatuhkan pilihan pada seorang anggota TNI AU.
Hihihihihihihihi.....
Temen2 Saya sih bilangnya Saya kualat, makan omongan sendiri…
Tapi apa daya, namanya juga cinta. Hihihi...^^
(Kali ini terserah Anda mau berkomentar apa)

Tapi yang jelas, sejak saat itu, Saya mengerti banyak hal. Saya bisa lebih berempati dengan profesi TNI. Benar2 pengabdian tiada henti untuk bangsa dan negara. Rela meninggalkan keluarga untuk bertugas di daerah yang jauhhhh. Rela mengorbankan hari libur untuk operasi. Rela rela rela rela rela rela rela semuanyaaa.............. semoga semuanya dilakukan dengan ikhlas ya.. ^^
Padahal (katanya nih...) kesejahteraan mereka masih kurang. Saya kurang mengerti maksudnya. Apakah gaji yang minim? Atau perhatian kesejahteraan yang kurang? Atau apa? (Toh Sampai detik ini pun Saya tidak tahu dan belum mau tahu gaji bagi mereka yang berprofesi sebagai TNI)
Tapi kalau Saya lihat, mereka tetap enjoy dengan hidup yang mereka jalani… ^^
Ngga tau ya kalau dalam hati mereka ada pemberontakan atau gimana, tapi Saya melihatnya mereka enjoyyyyyy banget…
Dan skarang, setiap ada pemberitaan di TV mengenai kecelakaan pesawat TNI AU, Saya sangat berempati.
Saya bisa merasakan apa yang istri2 korban itu rasakan. Saya bisa merasakan apa yang anak2 korban itu rasakan.
Bersyukur sampai saat ini orang2 terdekat Saya masih diberi keselamatan.

Jika Saya diberi kesempatan, Saya ingin mengabdi juga bersama mereka, walaupun hanya sebagai dokter. Insya Allah.
Tidak peduli apa kata orang yang berpendapat : “Ngapain jadi dokter TNI, kere!” , “Ngga berkembang klo jadi dokter TNI, kerjanya gitu2 aja”, dan lain sebagainya….
Saya Cuma pengen satu….
Satu aja…
Saya pengen bisa bekerja dengan hati.
Itu yg saat ini terlintas di pikiran Saya, yang sedang BOSAN dan KESAL dengan keadaan profesi dokter yang ada sekarang ini.

Hehehe…
:P

Yah…turut berduka lah untuk TNI AU. Semoga ini yang terakhir kalinya... Semoga semua bisa mengambil hikmah di balik kejadian ini.
Termasuk Saya...
Yang sudah tidak antipati lagi terhadap TNI. Justru skarang menjadi bangga dan simpati terhadap mereka...
Good Job !!

Dengarkeun Curhatku…

“Everyman has his breaking point”
Yap, mengutip sebuah pernyataan di film The Shawshank Redemption yang baru aja Saya tonton.
So….20 Mei 2009, di Hari Kebangkitan Nasional ke-101, Saya mencapai point tersebut.
Masalah sepele mungkin, tapi bagi Saya ini adalah hal besar.
Lagi lagi Skripsi.
Entah hanya perasaan atau gimana tapi Saya ngerasa kalo cobaan dalam skripsi ini sangat besar.
Saya sempat berpikir, apa karena Saya Bukan Siapa-siapa, Bukan Anak ‘Siapa-siapa’, Bukan Koleganya ‘Siapa-siapa’, jadi untuk menempuh skripsi ini Saya benar2 memulai dari 0. Sementara, ada juga beberapa teman yang (menurut Saya) begitu enjoy sekali ketika menjalani skripsi ini. Ada yang memang golongan kampret ada juga yang karna mreka adalah siapa-siapa tadi. Hehe… ^^
Kalau dirunut, memang panjang perjuangan Saya hinga akhirnya Saya ujian proposal skripsi.
Mulai dari penolakan di Mikrobiologi (karna emang udah penuh), Radiologi (karna Saya gak bawa surat dan karna Saya bukan kobid. Sebab ada teman Saya saat ini yg Tanya “lho, emang kamu kobid”? LHAA??? Emang kenapa klo bukan kobidd??? Huff…. Kemudian ditolak Anestesi karna emang blm boleh ambil Semester 6. Hingga akhirnya Saya menjatuhkan hati pada Paru. Waktu itu senang sekali, karna Saya ada di nomer urutan ke-2 dan berhak memilih siapa pembimbing 1 dan penguji 1. Wajar dong kalau Saya memilih yang ‘baik dan benar’. Hingga akhirnya Saya memilih dr.A dan dr.Y. Langsung Saya menemui mereka dan meminta persetujuan,, inget banget, itu bulan November 2008.
Desember-Januari—hati Saya tenang, karna Saya tinggal mencari2 judul apa yang kira-kira akan Saya ambil.
Februari- Saya mulai ngadep dr.A untuk mengajukan judul. Pertamaaaaa kalinya, Saya mengajukan judul X. Kali itu bersaya teman Saya yg juga mengambil paru. Ketika ngadep pun bareng2, jadi dia tahu apa judul yang Saya angkat. Tapi, karna dr.A sibuk, beliau meminta kami untuk datang keesokan harinya.
Nah… hingga keesokan harinya…. Panjang ceritanya sampai pada saat Saya ngadep lagi. Dr.A Tanya, judulnya apa mbak? Saya bilang, Sama seperti yang kemarin, Dok. Judul X. Kemudian dr.A bilang, “Lho, kok sama judulnya kaya mbak yang tadi barusan ngadep (teman saya.red)?”
Jantung Saya seakan berhenti. Astaga……tega sekali.
Saya sudah speechless, Saya ngga tau ngomong apa, padahal Saya udah nyiapin jurnal2. Kemudian teman Saya minta maaf dan mengatakan bahwa dia tidak tahu sama sekali bahwa kmaren Saya mengajukan judul itu. OKE, Saya positif thinking, dan Saya mencoba mencari judul lain.
Guess what??? Untuk kali ini pun Saya harus bolak-balik 3 kali ke dr.Ana. Dan sempat juga Saya sedikit ‘diceramahi dan cukup nyelekit’. Tapi sabar aja…. Dinamika hidup.
Hingga akhirnya Saya dapet judul Y, beliau pun setuju.

Tiba saatnya pendaftaran di Bagian Skripsi yang (katanya) saat2 paling menegangkan dimana banyak terjadi kejadian teman makan teman. Semua berebutan untuk mendapat pembimbing dan penguji yang baik dan benar. TAPI, karna mekanisme di SMF paru untuk skripsi sudah tertata dengan baik, Saya tidak khawatir kalau ada yang merebut pembimbing atau penguji Saya.
Dannnnnnnnnnnnn…..ketika giliran Saya daftar. Jantung Saya seakan berhenti lagi.
Dr.Y tidak bisa menjadi penguji Saya karna sudah di-take teman Saya, N. Hati Saya berontakkkkkk luar biasa “How Can???? Nama dia tidak tercantum di SMF paru??? Dia ga daftar dulu disana….????”
Seperti biasa, dengan tampang Saya yg tenang (walau hati udah senep ampe mampus), Saya langsung ke RS dan menanyakan ke Mbak Y, petugas disana. Beliau juga mengakui, gak ada nama N di daftar.
Ketika Saya SMS N, dia bilangnya sudah minta Tandatangan dr.Y. Tapi memang blum daftar di SMF paru. Namun, karna dia yg daftar duluan di Bagian Skripsi, ya itu jadi jatah dia karna yang paling penting dia udah dapet Tandatangan dr.Y dan nulis duluan di Bag.kripsi.
Trussss.....how bout mee ????? Saya udah nyari sejak November, Saya udah ikut prosedur yang ada.
Mbak Y bertanya, Si N itu anak dokter??
‘Iya mbak’.
‘Wah...agak susah, mendingan ngalah aja.’
OKAYYYYYYYYYY…….
Saya mencoba sabar, tapi kali itu Saya ga bisa nahan2 lagi, sampe rumah Saya nangis terselubung. Dan keesokannya Saya sakit. >.<

Huff….
Penyusunan Proposal
Gak begitu banyak cobaan sih, Cuma sempet sakit ati sama dr.A karna ketika Saya dan teman Saya menyerahkan draft proposal untuk dikoreksi, Cuma punya teman Saya yg dikoreksi. Katanya ngga tau kalo ada 2 draft. Huhuhuhu…. Padahal itu ninggalnya 2 minggu. Krik krik krik…

Ujian Proposal
ANEH! Saya udah bikin janji dengan semua penguji dan pembimbing, ujian hari Rabu 20 Mei 2009 jam 10.00. Semuanya meng-IYA kan.
Jam 09.00 sampai sana, mau siap2, eh baru dikasi tau klo diundur jadi jam 12 karna dokter2nya lagi nguji calon residen. Yoweslah…. Saya ke lantai 3 dulu, liat si N ujian, dengan penguji Saya (yg dulu sempet jadi rebutan)
Melihatnya setelah ujian, dia terlihat senangggg sekali. Ga ada beban. Nilainya pun mayoritas 4, padahal ketika teman2 melihat proposalnya, masih ada yg perlu dikoreksi. (Dan menurut kami fatal)
Dan Saya tidak melanjutkan perdebatan hati Saya ketika teman Saya bilang…
“Yang nguji budenya”
YA ELAAAAAAA….. kaga jadi mo debat hati.
Beda sekali dengan ujian skripsi Saya. Dimana hanya pembimbing yang datang, karna 2 penguji tiba2 tidak bisa hadir karna KPK datang.
Ujian pun 15 menit, tidak banyak pertanyaan, hanya sedikit koreksi dari dr.R
Untuk Prof, Saya ujian sendiri. Disinilah Saya banyak mendapat koreksi, dan Saya juga diajari bagaimana yang benar. Bahkan beliau mengatakan, “Kamu sering2 konsultasi ke Saya aja ya.”
(Hei, beliau kan penguji)
Tapi Alhamdulillah…. ^^
Selesai ujian, Saya bertemu dr.A.
“Gimana ujian sama Prof?”
Saya Cuma bilang, banyak koreksi,Dok.
Ketika Saya menjelaskan, beliau ngomong banyakkkkkk tapi berakhir tidak enak.
Sangat tidak enak dan sangat tidak enak.
Menurut Saya Penelitian Ini Tidak Ada Manfaatnya.
Tega ya, padahal dr.A pembimbing Saya. Mungkin maksud Anda, ada variabel yang harus dibenahi, sehingga nanti aspek yang dinilai lebih komprehensif.
Tapi kenapa kalimat itu yang keluar???
Prof yang notabene penguji Saya aja ga ngomong begitu, malah beliau dengan ikhlas mau mengajari Saya bagaimana yang benar…
Huff….
Mungkin kalo Saya ngga lagi PMS, Saya ngga bakal ambil pusing omongan itu. Toh ga Cuma Saya yang mengalami seperti itu. (Setuju kan rekan2 kampretku?? Hihihih)
Tapi Saya lagi PMS!!!!!
Hahahahahaaaaaa…………………………….

Well…mungkin untuk ke depannya, Saya akan konsul ke penguji Saya saja.
Dan Saya bertekad, jika Saya menjalankan profesi Saya nanti, Saya akan bekerja dengan hati…
Empati.

SMANGATTT!!! Perjuangan masih panjang….
Walaupun bukan siapa2, bukan anaknya siapa2, bukan koleganya siapa2…. Tapi Saya harus bisa!!


NB: N…Saya ngga marah kok. Tenang aja, kita masih sabahat. Sahabat kampret. Hehehe… Gokil2an tetep lanjutttt… Ya mungkin emang untuk skripsi ini, keadaannya emang seperti ini.
Memang keadaannya seperti ini.^^

Cemburuu

Terkadang, ingin rasanya hidup tanpa gadget, tanpa medsos. Godaannya banyak Cin. Terutama nih, terutama klo liat kesuksesan teman2 jaman ...