Kamis, 15 November 2007

A wonderful journey

9 November 2007
Yuhuw… hari ini Saya akan memulai petualangan hebat (bagi) Saya ke Ibukota (setelah sebelumnya saya selalu berkutat di Joglosemar). Sebenarnya, ini bukan pertama kali Saya ke Jakarta, tapi kalau berangkat seorang diri, memang ini yang pertama. Kebetulan, Saya juga akan mengikuti National Paper and Poster Training AMSA* 2007 di Universitas Trisakti. So, Sambil menyelam minum air menangkap ikan dan mencari mutiara. Haha...
Seperti Jumat2 sebelumnya, saya harus menempuh Pretes Biokimia jam 05.30 pagi. (Lagi2, kalo gak lolos pretes ini berarti INHAL!) Ouccch... Gak cukup sampe di situ. Jam 06.00-nya saya langsung praktikum Anatomi dengan materi Hemispherium Cerebri. Sudah tradisi, pasti ada pretes lisan sebelum praktikum. (Yang kalo kita ga bisa jawab, di-refrat!*) Dan untuk kali ini Saya benar2 beruntung karena tidak dipanggil (Fyi, saya bener2 gak belajar sama sekali sebelumnya. NB: Packing)
Strategi Saya kali ini: tidak akan mengikuti praktikum sampai selesai karena Argo Lawu berangkat jam 08.00 pagi. 07.30, saya meminta izin pada asisten kelompok 5, Mas Fatnan dan Saya diizinkan untuk ’mendahului’, dengan konsekuensi saya tidak sempat ’mencicipi’ seluruh bagian otak. (Janji deh bakal otodidak! Hehe)
Alhamdulillah... dan pergilah seorang Jurez ke Ibukota berbekal backpack! (Saja)
Naik Kereta Argo Lawu...tuut tuut tuut....
Solo-Jogja, sendirian. Tapi saya membawa teman yang luar biasa ’Sang Pemimpi’. (Novel pertama yang saya beli dengan uang sendiri) Sebuah novel dengan bahasa metafora yang luar biasa, sederhana tapi ’dalem’, dan sarat akan pelajaran hidup. Sampai di Jogja, saya sudah menamatkan ¼ novel tersebut. Di Stasiun Tugu, ternyata saya mendapatkan ’teman duduk’. Siapa dia?? Seorang lelaki, berbadan besar, tinggi, rambut cepak, berseragam hijau.... OW, setelah diidentifikasi, ternyata ia adalah seorang Polisi Militer.
Kami berkenalan, ternyata beliau adalah seorang PM yang bekerja di Jakarta (Katanya sih di deket Gambir, tapi saya gak nanyain secara detail) dan baru saja mudik di Jogja. Bernama Bapak Setiawan, usia sekitar 30-an dan sudah memiliki 2 anak. Sepanjang perjalanan, kami bertukar cerita dan pengalaman. (Seru juga) Apalagi beliau tuh seperti Peta Jakarta yang bisa hidup. Haha... iya lah, secara beliau katanya kalau piket keliling kota Jakarta di malem hari! Selain itu, cerita mengenai SMA Taruna Nusantara juga membuatnya cukup tertarik. Dan melihat saya seperti orang yang ’bego’ Jakarta, akhirnya beliau memberikan nomor-nya kalau2 saya kesulitan di Jakarta. (Oh...Thanks God!)
Akhirnya, sampailah kami di Ibukota. (Ohya, Sang Pemimpi-nya juga sudah saya tamatkan. Keren banget, hampir nangis saya di akhir cerita, huhuhu!)
Sampai di Gambir, saya dijemput oleh teman AMSA dari Trisakti, bernama Wita (yang setelah ditelusuri ternyata namanya adalah Juwita Cresty. Uh....)
Saya dibawa ke Wisma Bidakara Taruma Sakti. Tampak dari luar, biasa aja. Setelah masuk, serasa apartemen. Bayangkan, dlm satu ruangan ada 2 kamar, ruang tamu plus TV, kulkas, 2 kamar mandi, kompor, bahkan mesin cuci! Haha... (Gak Rugi!) Saya sekamar dengan teman2 dari AMSA Univ. Tarumanegara: Yanti dan Vincen. Senangnya, mereka ramah2, lucu2, dan heboh2. Padahal baru semester 1. Tapi semangatnya luar biasa! Hahaha...
Setelah mencari makan (Indomie Telor Kornet plus es teh) dan berjalan2 di sekitaran wisma, kami pun teparrrrrrrrrrrr......

10 November 2007
National Paper And Poster Training
Namanya juga training, ya gak jauh sama kuliah. Hanya kali ini saya mendapat ilmu yang belum saya dapat ketika kuliah, yaitu mengenai how to make a good paper. Think the Unthinkable, itu tema tahun ini! Alhamdulillah, saya dapat banyak informasi mengenai paper (yang Insya Allah berguna buat skripsi nanti) dan yang paling penting adalah: Motivasi. Haha...! Tapi ada yang paling penting dari segalanya: Teman. Yap, saya beruntung sekali karena di NPPT ini saya mendapat banyak teman dari seluruh penjuru Indonesia.

Saturday Nite...
Namanya juga Jojoba, biasanya mah di rumah nonton Amink and the Gank! Tapi skarang beda… Khusus malam itu, kami diajak panitia untuk makan malam di Grogol Food Festival. Saya mencoba ’nasi gemuk’. Perpaduan nasi uduk, ayam, bumbu rendang, emping, dan sambel. Kenapa saya milih menu ini? Karena terlihat menggoda dan porsinya besar! Hahahahaaa....! Ketauan deee..Hehe! Belum cukup sampai di situ, saya dan Manche (UGM) penasaran mencoba es buah (Wah, judulnya lupa) Ngidam es ceritanya... Dan kubu Jateng yg terdiri dari Manche UGM, saya dan Cuuzz UNDIP selalu membahas masalah makanan dan harga di daerah masing2 dan membandingkan dengan Ibukota. (In Javanese language of course) Ya beda laaah...! Mungkin temen2 dari Jkt yg ada di situ juga mbatin ”Ndeso bener...” Hahahaaa....!!
EB Meeting
Meeting ini dimulai jam 21.30. Dihadiri oleh Executive Board plus Representatives dari setiap Universitas. Diisi dengan progress report dari setiap Uni, melaporkan masalah AMSA tiap uni, membahas dan memecahkannya, membahas project ke depan, dan deadline2 (yang bikin pusiiinnngggg). Meeting-nya pun baru selesai pukul 24.00. Langsung teparrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr………..!!!

11 November 2007
NPPT hari terakhir. Rencananya, saya akan kembali ke Solo jam 15.00. Untuk perjalanan pulang kali ini, saya memilih naik bis. Sebelumnya saya sudah diinstruksikan oleh kakak saya bahwa saya harus naik bis Rosalia Indah dari Cikokol atau Rawamangun. Akhirnya, 2 terminal itu yang menjadi pegangan saya. Tapi, ketika jam 10.00 pagi, kakak saya menelpon dan memberitahu bahwa saya sudah harus ada di terminal jam 13.00. OOOOWWW!! Kacau sudah!!
Acara belum selesai, dan saya terpaksa meninggalkan acara tersebut. Karena acara belum selesai dan panitia memang sedang sibuk,mereka tidak bisa jika harus mengantar saya ke 2 terminal itu (yang pada prakteknya jauhhhhh sekaliiiiii dari Trisakti) Saya pun dengan ’sok berani’nya bertanya tentang jalur2 busway supaya saya bisa sampai di terminal tersebut.
Tapi...betapa beruntungnya saya, karena di saat itu, ada seseorang abang A (Dari TN juga) yang bersedia mengantarkan saya ke Cikokol. (Fyi, kami belum pernah bertemu sebelumnya. Sekedar via fs dan YM) Dan baiknya lagi, si abang mau membawakan backpack saya yang beratnya amit-amit. (Secara, saya juga mengajak Toshi jalan2 ke Jakarta) Semoga ikhlas (Walaupun saya tahu, pasti si abang merasa RPS kembali)... Heheeh!! Setelah didiskusikan, kami memutuskan untuk tidak jadi ke Cikokol, tetapi ke Rawamangun. (Yang menurutnya lebih dekat)
Nah.... satu yang bikin saya bingung setengah mati. Si abang Ngeyel kalau Terminal Rawamangun=Terminal Pulogadung. Dan dia yakin 100%. Setelah berdebat selama perjalanan, akhirnya saya nurut saya si abang. Secara, saya kan ’bego’ Jakarta. Akhirnya, kami pun menempuh perjalanan ke Pulogadung (Yang menurut si abang adalah Rawamangun) dengan busway. Ada kejadian yang cukup menyentuh hati saya, yaitu ketika para penumpang busway dibuat emosi sejadi-jadinya karena petugas busway tidak mau menjawab ketika ditanya mengenai ’tujuan busway’nya. Isi kebun binatang keluar semua saat itu. Karena si abang tidak suka dengan situasi ’panas’ seperti itu, akhirnya kami mencari jalur lain. Kami naik busway arah ASMI, kemudian dilanjutkan ke arah Pulogadung.
Alhamdulillah... akhirnya kami sampai juga di Terminal Pulogadung. (Sampai di situ saya masih penasaran, mana tulisan ”Rawamangun” –nya??
Dan, apa yang saya dapatkan saudara???? Fyuh.... begini, saya mendingan dijejalin film2 horor yang seremnya setengah mati daripada harus naik bis dari Terminal Pulogadung!! Asli, ini adalah terminal paling horor yang pernah saya datangi. Bayangkan! Turun dari bis kami langsung ’disambut’ oleh orang2 yang boleh disebut sebagai ’calo’ tapi sangat tidak bersahabat. . Ouuuww... sungguh mencekam suasananya! Beruntunglah ada si abang, jadi setidaknya saya bisa aman. Akhirnya, saya mendapatkan tiket Rosalia Indah (Setelah sebelumnya terjadi sesuatu yang amat sangat ’luar biasa’ (kekhilafan Saya juga, dan saya benar2 mendapatkan pelajaran hidup dari kasus tersebut)
Huh, begitu ternyata! Dan saya kapok naik dari Pulogadung. Dan sampai sekarang saya terus menekankan pada si abang bahwa Rawamangun bukan Pulogadung dan sebaliknya!!!! Tapi saya bersyukur, coba kalau saya benar2 ’sok berani’... Ceritanya beda! Haahahaaa.....
Dan ia pun berpesan banyak hal, terutama mengenai strategi hidup di Jakarta! Yah, saya camkan itu! Tapi... saya masih penasaran. Saya belum mencoba ke Jakarta naik kereta bisnis/ekonomi! Hueheuheuehuee.....
Selama perjalanan naik bis, saya tidak banyak bicara. Selain dikarenakan di sebelah saya adalah ibu2 yang sepertinya ’sibuk’, saya KELAPARAAAAAAANNNNNNNNN!! Sampai akhirnya di Indramayu, barulah saya makan siang sekaligus makan malam.

03.00
Saya masih terlelap. Terminal Gilingan, Solo ternyata sudah dilewati.. Petugas bis pun membangunkan saya, ”Mbak, mau turun mana?” Saya pun kaget sekaligus gelagapan. (Untung gak sambil direkam, ekspresi saya ’mantap’ waktu itu) ”Waaaakkkzz, ini dimana, Pak??” Setelah saya menyadari bahwa terminal sudah lewat, saya akhirnya turun di Pool Bis Rosalia Indah, Palur. (Lebih deket emang dari rumah)
Suasana yang berbeda dari apa yang saya dapat di Pulogadung...
Saya pun disambut sengan ramah, bahkan saya dipersilakan duduk di ruang tunggu sembari menunggu dijemput...
Yap, berakhirlah sudah perjalanan saya kali ini...
Senang sekali karena saya dapet banyak temen baru, pengalaman, ilmu, dan pelajaran hidup yang mungkin gak semua orang bisa dapatkan.
What’s next??
Malang dan Bandung....

2 komentar:

- HQ - kiko - mengatakan...

terminal Gilingan?
hhmm......

Jurezz mengatakan...

bang haqi,ada ap dgn terminal gilingan? hehehe. cie.cie. hahaha! lama g ol ni si abang!

Cemburuu

Terkadang, ingin rasanya hidup tanpa gadget, tanpa medsos. Godaannya banyak Cin. Terutama nih, terutama klo liat kesuksesan teman2 jaman ...